Cerita : Goes To Malang


Goes To Malang

~Setiap apa yang kita lakukan pasti ada akibat dan hikmah yang dapat kita pelajari~

Berjumpa lagi kawan, salam sayang dari saya. Kini kita pindah ke Malang yuk? Berkesan banget loh bagi saya, pengen hidup di Malang tapi mencari ilmu di Surabaya.
            15 November 2015. Rencana untuk ke sana itu tiba-tiba, awalnya pengen ke Surabaya tapi kalau di Surabaya nggak menginap kayaknya nggak asik soalnya di sana jarang ada tempat wisata alam, jadi deh kita ke Malang aja bersama Salsa lagi. Tujuan kali ini kita ke Paralayang dan Kebun Teh Wonosari, tak lupa dengan kuliner tahu campur khas Malang.
            Perjalanan di mulai pukul 07.00 WIB, rutinitas seperti biasa pasti tahu dong jadi langsung saja ke perjalanan. Mengendarai motor biru menuju rumah Salsa, ternyata sampai sana saya kepagian alhasil saya harus menunggu. Tak nggak apa-apa sih, itu sudah biasa. Sampai rumah Salsa pukul 07.30 WIB dan waktu terus berputar sampai jarum jam menunjukkan pukul 08.50 langsung deh kita tancap gas menuju Malang, sebelumnya kita mampir ke rumah tetangga Salsa untuk membeli listrik dan memberikan barang titipan. Tepat pukul 08.00 WIB kita memulai perjalanan yang sebenarnya, udara masih segar terhirup dengan kendaraan yang mulai padat dan tanpa tahu jalan yang sesungguhnya. Nyasar-nyasar deh, tapi kita belajar dari pengalaman sebelum-sebelumnya kok jadi Insya Allah nggak nyasar lagi tapi kalau tetap masih nyasar ya udah haha…
            Sepanjang perjalanan kita disuguhkan dengan panorama indah pepohonan yang menjulang tinggi dengan selingan canda tawa cerita apa yang dirasakan, bukan mengenai seseorang namun tentang pandangan orang yang selalu berbeda. Bukan dunia kalau tidak ada perbedaan.
            Waktu perjalanan tak cukup cepat dengan kecepatan 60 km/jam. Mencari petunjuk untuk sampai di tempat tujuan. Sempat ada kejadian kita kejauhan untuk berbelok dan akhirnya kita putar balik, tujuan awal kita adalah Paralayang tiket masuk Paralayang Rp 5000,- dan kita masuk Rumah Kayu bayar lagi Rp 5.000,- tentu itu tak mahal bukan? Pemandangan yang indah membuat suasana menjadi indah, tapi sayang ramai banget jadi untuk dapat masuk ke Rumah Kayu kita harus mengantri. Rumah Kayu hanya dapat dimasuki untuk 5-6 orang saja karena tumpuan yang tidak terlalu kuat akan mengakibatkan terjadi sesuatu, main Paralayang bayar Rp 300.000,- kayaknya seru? Emang seru banget tapi sayang mahalnya, untuk pelajar uang segitu berharga banget kali.
            Kita berjalan menelusuri jalan bertanah mencari tempat yang bagus buat berfoto, tempatnya yang bagus kitanya ngambil foto nggak professional. Jadi, alhasil hasilnya tak sebagus apa yang kita inginkan. Kota Malang yang terkenal dengan kesejukannya tapi kali ini aku merasakan panasnya Kota Malang. Banyak pohon besar tinggi yang dijadikan tempat Rumah Pohon, bila anda berminat menginap disitu pun juga tidak apa-apa. Paralayang yang terletak tak jauh dari jalan raya, namun harus berputar-putar terlebih dahulu untuk ingin sampai di tempat tujuan. Ada kejadian yang membuat saya harus berfikir, apakah ini teguran dari-Mu Ya Rabb? Waktu jalan menuju pulang tiba-tiba Salsa terjatuh, kaki lincahnya sakit untuk berjalan alamat harus sedikit ditahan. Bingung saat terjadi seperti itu karena sayang bukan seorang yang ahli dalam segala hal apalagi masalah sakit. Haduh, untungnya Salsa tipe-tipe orang tegar walau saya tahu kalau itu benar-benar sakit. Maaflah Ssa saya nggak bisa buat apa-apa hanya bisa berdo’a semoga lekas sembuh  dan hanya bertanya-tanya, itu usaha saya belum maksimal sih.

            Setelah puas dengan panorama yang indah dan kaki Salsa yang menjadi sakit itu kita segera melanjutkan perjalanan karena waktu terus saja berputar, tujuan selanjutnya mencari makan Tahu Campur salah satu khas masakan Kota Malang, cukup jauh dari situ ada perempatan yang menipuku. Malu bukan main, saya salah jalur kawan. Takutnya sih enggak malunya itu loh yang seharusnya saya harus belok kiri eh malah saya terus. Suer waktu itu konsentrasi saya sudah hilang bak ditelan malu dari setiap sudut memandang ke arah kami, memberi isyarat bahwa itu tak boleh. Malu sungguh malu, untung saja Allah segera memberi petunjuk. Makasih Ya Rabb.

Komentar

Posting Komentar