“Anaknya sehat dan
cerdas, rahasianya apa ya?”
Pertanyaan yang
sering diterima oleh sepasang kekasih yang baru saja menikah atau seseorang
yang sudah mempunyai momongan. Kondisi yang sehat dan cerdas merupakan
kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri yang tak ternilai harganya untuk orang
tua. Kebanggaan dan kebahagiaan merupakan keinginan yang harus diimbangi dengan
tanggung jawab. Orang tua harus menunjukkan wujud tanggung jawab melalui kasih
sayang. Selain itu dapat diwujudkan dengan tindakan nyata melalui merawat anak, memenuhi kebutuhan,
melindungi dan mendidiknya hingga mereka dewasa dan dapat membedakan antara
yang baik dan buruk.
Seribu Hari
Pertama Kehidupan (1000 PHK) telah disepakati oleh para ahli sebagai saat terpenting dalam hidup
seseorang. Dimana seribu hari ini, khususnya Indonesia telah mencetak anak-anak
yang sehat dan cerdas. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh nature
dan nurture. Faktor nature merupakan pemberian Tuhan dan sulit
diubah, sedangkan nurture faktor pengasuhan seperti pola asuh.
Pola asuh yang
paling berpengaruh berasal dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan pilar
pembangunan bangsa, dimana memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhab
asah, asih dan asuh. Keluarga menjadi ajang penyempurna untuk membangun
karakter manusia yang dapat dibangun sejak dini, mulai dari fase kehamilan,
kelahiran dan fase pertumbuhan.
Masyarakat yang
kurang mengetahui akan informasi seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 PHK)
diharapkan dengan adanya pembentukan karakter sejak dini menjadikan wadah bahwa
seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 PHK) sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembang anak.
Pola asuh dapat dilakukan dengan penguatan
dari fungsi keluarga itu sendiri:
Pertama. Fungsi agama, agama merupakan
tongkat untuk penunjuk jalan bagi seseorang yang buta akan nilai norma- norma
agama dan moral yang ada dimasyarakat.
Keluarga merupakan wadah pertama pengenalan pendidikan agama. Diseribu Hari
Pertama Kehidupan (1000 PHK), anak masih dalam kandungan dan bertumbuhan dua
bulan melahirkan. Maka, untuk penerapan agama dapat dilakukan oleh sang Ibu
dengan cara membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al-Quran,
mencintai setiap makhluk hidup yang ada di bumi, dan mematuhi perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Ketika anak sudah berada di bumi, anak hanya mampu
mendengar dan melihat maka dapat dilakukan mendengarkan anak dengan hal-hal
yang positif seperti mendengarkan anak pada lantunan ayat suci al-Quran, kisah
nabi-nabi dan sahabatnya ataupun kisah inspiratif lainnya.
Kedua. Fungsi sosial budaya dan
perlindungan, agama yang menjadi patokan dan sosial budaya yang tak harus
ditinggalkan jika itu baik. Manusia hidup dalam sebuah negara, dimana negara
memiliki peraturan dan norma sendiri-sendiri. Khususnya di Indonesia yang
memiliki berbagai suku bangsa yang berbeda-beda. Diseribu Hari Pertama
Kehidupan (1000 PHK), seorang Ibu hamil di daerah Jawa yang melakukan beberapa
tradisi, seperti tradisi tigkepan (upacara pada waktu tujuh bulan), telonan
(upacara pada waktu bayi berumur 3 bulan), dan lain-lain. Sosial budaya kerap
ditinggalkan dibeberapa daerah, namun sisi baik dari hal ini adalah
berkumpulnya masyarkat untuk silaturahmi. Sehingga, hal ini baik dilakukan oleh
untuk Ibu hamil agar banyak doa yang teriring dalam dirinya.
Fungsi Ketiga. Fungsi cinta kasih, seorang
Ibu hamil memiliki rasa sensitifitas yang tinggi. Anak yang baru lahir harus
diberi cinta kasih dari keluarganya terutama Ibu dan Ayah dengan cara orang tua
meluangkan waktu untuk anaknya hanya untuk bermain dan belajar bersama sang
buah hati, jalin komunikasi setiap hari walaupun sang buah hati tak mengerti
hal ini baik buat perangsang memori sang bayi, dan berikan perhatian khusus
kepada sang buah hati karena disetiap sentuhan perhatian yang diberikan orang
tua terhadap anaknya akan membekas.
Fungsi Keempat. Fugsi pembinaan lingkungan
dan reproduksi . Lingkungan yang bersih dan sehat menumbuhkan rasa nyaman dalam
keluarga, hal ini dapat dilakukan dengan cara Ibu hamil cuci tangan setiap kali
hendak makan dan selesai makan, adanya tempat sampah dalam ruangan yang
kemudian dibuang jika sudah penuh, menjaga air bersih baik yang diminum maupun
yang digunakan untuk hal lain, dan menciptakan udara yang sehat dengan beberapa
tanaman yang tertanam di lingkungan rumah.
Fungsi Kelima. Fungsi sosialisasi dan
pendidikan, sosialisasi dan pendidikan setiap keluarga berbeda-beda sehingga
akan membangun karakter yang berbeda pula. Pendidikan non formal yang harus
dilakukan orang tua terhadap anaknya, seperti menanamkan perilaku jujur dan
bertanggung jawab, begitu pula dengan Ibu yang mengandung harus selalu membaca
dan mendengarkan saran-saran dari seseorang ataupun buku agar pengetahuan
bertambah untuk diterapkan dalam kondisi apapun.
Ketika zaman
semakin berubah dan waktu terus berputar maka tantangannya pun berubah, baik
tantangan untuk bertahan hidup maupun tantangan untuk pergaulan. Sehingga
dibutuhkannya peningkatan pengetahuan orang tua untuk mengasuh anaknya sesuai
dengan lingkunganya. Setiap keluarga mengharapkan pola asuh yang baik agar
berdampak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan hidup.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar