ISEF 2018 : Memperkuat Ekonomi Syariah untuk Indonesia

Bukan soal bagaimana seseorang memiliki kekayaan yang banyak, namun bagaimana menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain maupun diri sendiri. Hal ini terlihat nyata dalam kemeriahan susunan acara ISEF 2018 merupakan sebuah pameran ekonomi syariah yang digelar guna mendukung visi Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dunia yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah didukung oleh lembaga-lembaga syariah lainnya. Dalam gelaran ISEF ke-5 ini tema yang diambil ialah "Strengthening National Economic Growth: The Creation of Halal Value Chain and Innovative Vehicles".
Beragam kegiatan akan dihadirkan dalam ISEF 2018 seperti talkshow, diskusi, hingga showcase terkait ekonomi syariah. Terdapat dua kegiatan besar dalam Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) yaitu Sharia Forum dan Sharia Fair. Sharia Economic Forum terdiri dari beberapa kegiatan terkait dengan forum diskusi ekonomi syariah tingkat nasional-internasional, sedangkan Sharia Fair terdiri dari kegiatan expo UMKM, talkshow serta showcase pengembangan ekonomi syariah.
Sharing Enterpreneur Muda Syariah, hari sabtu tanggal 15 Desember 2018 dengan pemateri Khilda Baiti Romulah yang berhasil mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai bagi orang lain, berlatarbelakang dengan kondisi ekonomi yang hanya cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak urung niatnya untuk membantu permasalahan seorang pemulung sampah yang terbelit utang oleh rentenirir yang menjual anaknya untuk menutupi hutangnya. Sedih hatinya kala itu, tak mampu membantu, sampau hal itu terjadi. Waktu terus berjalan, ditemukannya seseorang yang membutuhkan bantuannya lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pemulung tersebut. Idenya muncul ketika permasalahan muncul, diiringi dengan doa yang kuat dan tekad yang kuat menjadikannya tak lupa terhadap manusia sekitar. Awalnya pengeloaan sampah ini hanyalah sekedar komunitas, namun sesuai berkembangnya zaman beralih menjadi bisnis atau dapat disebut dengan sociapreneur di bidang pengelolaan sampah dengan beberapa kegiatan diantaranya komunitas di dalam kampus yang bekerjasama dengannya untuk membiayai mahasiswa-mahasiswi yang membutuhkan bantuan terhadap jenjang ekonomi kuliahnya, pelatihan pengelolaan sampah dan lain sebagainya. Kata yang sampai saat ini terancap dibenak "Mungkin sampah ini menjadi lahan dakwah bagi saya", tuturnya dalam kegiatan ISEF 2018. Perkataannya muncul ketika Ibu Khilda di undang di India untuk menjadi tamu yang awalnya orang India memandang sebelah mata orang muslim, namun detik itu pemikiran dan tanggapan mereka berubah " Dengan Anda datang kemarin, mempererat tali silaturahmi."
Selanjutnya pemateri kedua  Bapak Mardhika Wirahadi Alqahiyyu sebagai founder Rotte Bakery yang memiliki prinsip atau sistem yang sangat bagus dan baik untuk diterapkan di perusahaan lainnya. Pilarnya, pertama spiritual yang memiliki arti dalam perusahaan bahwa hubungan antara manusia dengan Allah SWT merupakan hubungan yang patut dijaga dengan kata lain Rotte Bakery ini memiliki atura bahwa pegawai ataupun semua teamnya menjalankan shalat dhuha, shalat wajib berjamaah dan tadarus Al-Quran, kedua social yang artinya Rotte Bakery menyisihkan sebagai keuntungannya untuk pendanaan sosial yang membutuhkan bantuan dan dalam kehidupan harus selalu belajar karena belajar merupakan ilmu yang tak ternilai harganya. "Rezeki itu udah ada yang mengatur, jadi jika ada pengkhianatan dalam bisnis itu urusan mereka. Yang terpenting kita sudah menerapkan sesuai syariah yang menjadikan seseorang merasa sejahtera dalam team kita," tuturnya ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta ISEF 2018 tentang bagaimana jika ada pengkhianat dalam team bisnis.
Ketiga, seorang yang masih muda dengan tekad yang kuat yaitu  Andi Hilmi Mutawakil bisnisnya yang mengubah minyak jelantah menjadi BBM, asetnya yang kini sudah sampai 4Milyar menjadikannya tak berhenti untuk membantu orang lain. Minyak jelantah dapat ditukar dengan minyak yang dapat digunakan, kegiatan pengolahan minyak jelantah untuk per RT ataupun RW.
Semua orang memiliki kesusksesan masing-masing, namun untuk mencapai hal itu tak harus ada perjuangnnya. "Karena proses tak ada akan mengkhiati hasil," tutur moderator Bapak Deny Chandra di ujung penutupan talk show.
Takshow yang sangat diburu, telihat dari antrian panjang yang terasa sesa. Pengamanan yang hebat disediakan oleh mereka untuk menjadi barisan rapi, sekitar 200 kursi yang tersedia dengan asumsi 100 perempuan dan 100 laki-laki.
Selain takshow, ada beberapa stand booth yang disediakan oleh panitia yang di isi oleh beberapa produk UMKM asal Jawa Timur di sebelah kiri pintu masuk Grand City Surabaya. Dan sebelah kanan jajaran Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur, serta stand kuliner yang berada di pojok kanan dan di tengah-tengah terdapat stand Perbankan Syariah. Antusias yang besar dari masyarkat Surabaya, Kediri, Madura, Sidoarjo dan lainny terlihat dari antrian panjang stand KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah), kuis seru dengan hadiah menarik menjadi tongkat antrian panjang tersebut. Beberapa dari mereka mendapatkan buku tentang Sejarah Bank Syariah di Indonesia ataupun Kebijakan Bank Syariah di Indonesia, flasdisk berisi e-book, bolpoin, buku catatan, mug dan masih banyak lagi.
Senyum terus mengembang walaupun antrian sangat panjang untuk mencapai titik kuis, tak ada yang sepi diantara booth yang disediakan.
Talkshow tentang Halal Living juga dibahas untuk menambah pengetahuan tentang hidup yang selalu halal akan barokah, talkshow ini diselenggarakan hari jumat tanggal 14 Desember 2018 pukul 14.30 sampai 16.00 dengan moderator Nycta Gina pemateri Reni Fitriani sebagai Financial Planner, Dhini Aminarti sebagai artis dan Chiki Fauzi sebagai presenter Halal Living di Net Tv. Semua kehidupan mereka selalu berhubungan dengan yang halal, menghindari segala sesuatu yang tidam diperbolehkan oleh Islam. Kehidupan yang halal akan menuntut kita untuk selalu berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri, tak mungkin jika kehidupan yang halal akan mempersulit manusia karena kehidupan yang halal akan membawa kebarokahan. Jika memang hidup yang kita udah lakukan selalu halal atau sesuai dengan perintah Allah, tapi kehidupan tak selalu sesuia keinginan kita Allah akan memberikan sesuai kebutuhan hambanya.  Kegiatan yang positif dengan pendekatan dakwah melalui berbagai cara sangat dibutuhkan untuk saat ini, karena perekatat sesama agama dibutuhkan untuk menghargai orang lain. Salah satunya dengan halal living menjadikan penyumbang bagi perekonomian berbasis syariah, yang selalu dibutuhkan dengan perkembangan zamannya.
ISEF 2018 menjadi wadah silaturahmi antar masyarakat yang menghendaki pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah denga begitu dapat dilihat antusias masyarakat yang berkunjung dari para mahasiswa, dosen ataupun pebisnis. Masuk telinga kanan terlintas pernyataan bahwa ISEF 2018 ini adalah ISEF terakhir di Jawa Timur, karena berturut-turut ISEF diselenggarakan di Jawa Timur. Entahlah itu benar ataj salah yang terpenting perkembangan dan pertumbuhan ekonomi syariah yang harus didukung oleh semua pihak, bukan hanya salah satu pihak karena kebersamaan walaupun berbeda pedapat dan pemikiran akan tetap menyatu tegak seiring degan toleransi dan rasa meghargai yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Semoga untuk tahun selanjutnya kesuksesan selalu diraih untuk Indonesia yang lebih baik.

Komentar