Sumedang : Mengulik Ekonomi Kreatif Desa



Orang Jawa bertubuh gagah
Bersanding dengan orang asrama
Kalau ide baru sebatas sumpah
Mari kita eksekusi bersama

Dear diary, ajakan itu membuatku tersadar bahwa manusia harus selalu berusaha. Entah itu berusaha dalam hal yang kita suka ataupun tidak karena sejatinya manusia hanya mampu berusaha dan berdoa hanya Allah yang menentukan hasilnya. Terkadang kesukaan manusia akan sesuatu itu bukan yang terbaik menurut-Nya, begitu pula yang terburuk di mata manusia bukan menjadi yang terburuk menurut-Nya. Hidup itu sederhana, tinggal bagaimana kita merasa bersyukur terhadap sesuatu yang kita punya. 

Berbicara tentang kesukaan pastinya setiap manusia memilikinya, begitu pula dengan kamu bukan? Bagaimana tidak beberapa hari yang lalu aku mencoba untuk mengulik tentang peningkatan pengembang pada pengrajin tenun di Kota Kediri. Tiba-tiba bayangkanku mengajak berjelajah ke kota lain untuk mencari hal yang sama. Etsss …. Kamu mau tau? Ciri-cirinya daerah ini terkenal dengan Ubi Cilembu, dan Tahu Sumedang yang menggugah selera untuk selalu melahapnya ke dalam mulut.Sudah tau, daerah mana itu? 

Setiap sudut desa di Sumedang menunjukkan adanya potensi besar untuk meningkatkan pendapatan desa atau perkembangan ekonomi desa yang bermuara pada kreatifitas atau ide yang dimiliki oleh manusia secara mutlak. Pemikiran manusia yang akan terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman menuju era globalisasi, dimana persaingan semakin ketat. Sedangkan daya saing dapat diperoleh jika sumber daya manusia dan sumber daya ekonominya meningkat. 
Sumber : sinarpaginew.com
Kabupaten Sumedang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terkenal sebagai lingkungan pendidikan karena banyaknya lembaga perguruan yang menempatkan kampusnya di Jatinagor. Maka dari itu Sumedang juga terkenal sebagai tempat singgah para pelancong yang menuju Bandung atau Cirebon. Selain itu, Sumedang memiliki komoditas unggulan yang menjadi ciri khas Sumedang seperti Tahu Sumedang, Ubi Cilembu, Opak Ketan, Oncom, Sale Pisang dan Tape Singkong. 

Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Desa 

Sumber :indonesiakoran.com

Pada dasarnya desa merupakan lini terkecil dari setiap wilayah. Setiap desa memiliki potensinya masing-masing untuk dapat dioptimalkan, pengoptimalan desar melalui potensi alam yang digerakan oleh manusia untuk berfikir kreatif dan inovatif untuk mengembangankannya. Pengembangan yang cepat dan tepat akan dirasakan jika pengoptimalan potensi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh desa masing-masing, strategi yang berbeda dari setiap sudut permasalahan desa akan menghambat pemberdayaan potensi alamnya jika dikelola secara serempak melalui satu pintu karena setiap desa memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Ekonomi kreatif yang paling dekat dengan masyarakat desa dan dapat diterima secara nyata adalah kuliner dan kerajinan tangan, hal ini akan memudahkan para masyarakat desa untuk menerapkan ke dunia nyatanya.  Begitu pula jajaran desa yang tersebar di Sumedang :

Desa Genteng Kecamatan Sukasari

Desa Genteng merupakan daerah pergunungan dan perbukitan dengan kategori dataran tinggi dengan ketinggian tempat 800-1200 mdpl. Desa ini memiliki berbagai potensi baik dari sumber daya alam maupun manusianya, sumber daya manusia yang terlihat dari jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Sukasari dan sumber daya alam yang tercermin melalui potensi berupa bambu, kopi dan tembakau yang menjadi komoditi dari petani. Namun, pemanfaatan bambu belum mengalami optimal pemberdayaan dikarenakan masyarakat belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam mengelola sumber daya alam bambu ini serta pemasaran yang dilakukan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh oleh pengrajin bambu. Jika hal ini dapat diperdayakan secara optimal dengan otomatis komoditi petani bambu akan memiliki nilai ekonomis lebih untuk dijual secara luas.
Berbagai pelatihan mengenai pengelolaan bambu harus sering terjamah oleh masyarakat Desa Genteng untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan bambu yang dibuat, diimbangi dengan pemasaran secara online oleh bantu para remaja milenial yang lebih dekat dengan dunia teknologi. 

Desa Cibeureuyeuh Kecamatan Conggeang

Berbeda dari Desa Genteng, salah satu warga Desa Cibeureuyeuh memanfaatkan sampah yang ada di lingkungannya untuk dijadikan berbagai kerajinan tangan. Ratusan hasil kerajinan ini dinikmati oleh masyarakat Sumedang, bahkan dari kota lainnya. Memanfaatkan penggunaan sampah kertas untuk membuat berbagai aksesoris seperti tempat tisu, tas, pot dan lain sebagainya akan menambah nilai ekonomis jual yang tinggi karena pemanfaatan dari barang-barang bekas. Produk ini juga dipasarkan melalui internet, namun hal ini tidak cukup untuk melakukan pengembangan usaha pemiliki harus memiliki strategi lain untuk meningkatkan hasil jualnya.

Salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian legalitas usaha produk barang bekas agar kreatifitas dan inovasinya tidak mudah diakui atau ditiru oleh orang lain, membangun brand image yang baik melalui tenaga kerja yang terlatih dibidangnya serta manajemen administrasi guna mengetahui strategi pengambilan kebijakan.

Selain itu di desa ini pula terdapat potensi alam berbentuk olahan camilan sehat yang berbahan baku dari tomat, terong, dan pepaya yang diolah menjadi manisan. Ekonomi kreatif ini dibentuk oleh Kelompok Tani Desa Cibeureuyeuh. Permasalahan yang kerap kali muncul pada bahan baku yang kurang, sehingga pengolahannya tidak dapat berjalan secara maksimal. Dan pemasaran pun dilakukan secara manual yaitu dari desa ke desa.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan adalah dengan menjaga produktifitas olahan, artinya bahan baku harus dapat dikendali dengan mengambil dari pemasok bahan baku. Sedangkan untuk pemasaran dapat dilakukan secara online melalui berbagai cara seperti marketplace.

Desa Sayang Kecamatan Jatinangor

Ubi jalar yang termasuk umbi-umbian merupakan salah satu hasil perkebunan dan pertanian masyarakat Desa Sayang. Potensi yang perlu dikembangkan untuk mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat desa, melalui pengolahan ubi jalar berbagai inovasi dan kreasi. Ubi jalar ini dapat dimodifikasi dalam berbagai jenis olahan yang memiliki nilai ekonomis yang lebih jika dibandingkan olahan ubi jalan pada umumnya, yaitu bola-bola ubi. Bola-bola ubi merupakan camilan kekinian yang sedang populer di kalangan mahasiswa, dengan cara menambahkan variasi rasa di dalam bola-bola ubi. Ataupun inovasi kripik ubi dengan berbagai variasi rasa yang dikemas secara kekinian.

Desa Bongkok Kecamatan Paseh 

Potensi salak yang tinggi, terlihat dari terpasarkannya salak di berbagai wilayah di Jawa Barat. Panen yang meluap membuat  warga Desa Bongkok berfikir agar tanaman salak dapat memiliki nilai jual lebih dibandingkan salak yang belum diolah. Muncullah olahan brownis salak yang dapat mendongkrak peningkatan pemanfaatan tanaman salak. Salak tanaman yang sering kali dapat ditemui di Indonesia, maka dari itu olahan salak ini harus terus berinovasi agar tidak mudah ditiru oleh orang lain. 

Dari desa apa saja bisa terjadi, dari desa kordinasi mudah diatur dan dari desa semua orang dapat mengembangkan potensi yang ada di desanya masing-masing tanpa harus memikirkan desa orang lain kalau hanya menjadi penglemah. Melihat hal positif untuk memicu semangat positif.

Duduk di rumah sambil jualan
Yang dijual motor sedang-sedang
Ingin segera ku ungkapkan
Jangan lupa liburan ke Sumedang

Komentar