QRIS: Moment Bergantinya Uang Koin




Kedekatan mahasiswa atau generasi milenial dengan dunia printing “cetak-mencetak kertas” menjadikan moment uang koin sangat dibutuhkan, jika uang pengembalian kecil tidak ada maka akan tergantikan oleh sebungkus permen  sebagai pengembalian atas transaksi pembayaran yang dilakukan.

Kejadiaan itulah yang menyebabkan antrian panjang yang tidak cepat selesai. Hanya karena sebuah peristiwa yang sangat menggelitik “Dimana ada lima mahasiswa yang berbaris untuk melakukan pembayaran atas jasa cetak makalah yang dilakukan. Orang pertama, berjalan dengan lancar karena uang yang dimiliki cukup sesuai dengan nominal yang dihabiskan untuk mencetak. Orang kedua, begitu juga. Berjalan dengan lancar karena dari rumah telah menghitung jumlah nominal yang akan dihabiskan. Orang ketiga, mulai terdapat gangguan. Gangguan kecil! Manghabiskan nominal Rp 2.700, uang yang diberikan sejumlah Rp 3.000 dan si penjaga toko punya pengembaliannya walau diganti dengan tiga bungkus permen. Orang Keempat, menjengkelkan. Hanya menghabiskan nominal Rp 1.200, eh tapi uangnya Rp 50.000. Alhasil, si penjaga toko mulai  keluar untuk mencari uang tukaran. Dan orang kelima, tambah parah. Bagaimana tidak uangnya Rp 100.000, eh habisnya hanya Rp 300. Orang itu hanya berniat mencari tukaran uang atau memang berkepentingan untuk fotocopi identitas diri?”

Kirebatan ini muncul dikarenakan kurangnya pilihan sistem pembayaran yang ditawarkan oleh pihak terkait atau penjual atau penyedia jasa.
_______


Sistem Pembayaran 

Disetiap sisi kehidupan manusia pasti diimbangi dengan hadirnya teknologi digital yang semakin canggih, dimulai dari munculnya star up digital untuk transaksi jual beli, transaksi jasa, sampai dengan kebutuhan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Semua beralih ke aplikasi yang dengan mudah dapat digenggam dalam satu genggaman, dan disetiap star-up digital yang muncul pastinya membutuhkan timbal balik atau balas jasa dari si pengguna, dan itu melalui sistem pembayaran.

Sistem pembayaran merupakan sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi  suatu kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran ini membutuhkan alat pembayaran untuk dapat dijalankan, dan alat pembayaran yang paling utama yang berlaku di masyarakat yaitu uang. Alat pembayaran terus berkembang, mulai dari alat pembayaran tunai (Cash Based) berlanjut ke pembayaran nontunai (Non Cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (cek dan bilyet giro), ataupun alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu. 

Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)

Tahun 2025 ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan empat kali lipat daripada tahun sekarang. Pertumbuhan itu menjadikan Indonesia mengantongi nilai ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Untuk mendukung hal tersebut, inovasi dari berbagai lembaga ataupun perorangan  terus berkembang. Begitu juga dengan inovasi yang muncul dari sistem pembayaran berbasis QR Code. 

QR Code merupakan merupakan serangkaian kode yang memuat data atau informasi atas identitas pedagang atau pengguna, nominal pembayaran, dan mata uang yang dapat dibaca dengan alat tertentu dalam rangka transaksi pembayaran. Terdapat dua jenis mekanisme transaksi menggunakan QR Code yaitu Merchant Presented Mode (MPM) dimana pembeli memindai QR Code milik penjual dan Customer Presented Mode (CPM) dimana penjual memindai milik pembeli. MPM Static sesuai untuk usaha kecil dan mikro karena tidak memerlukan investasi besar hanya berupa sticker, sedangkan MPM Dynamic untuk usaha menengah dan besar karena membutuhkan investasi EDC. CPM hanya sesuai untuk usaha menengah dan besar sebagi komplemen modal pembayaran non-tunai yang telah ada.

Ada beberapa pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan QR Code yaitu Penyelenggara Jasa SP (PJSP), Lembaga Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), dan Penyelenggara Penunjang (pihak yang bekerjasama dengan merchant). 

Inovasi ini muncul dari Bank Indonesia bersama ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) yang bernama QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard). QRIS hadir sebagai salah satu pelaksanaan Visi Pembayaran Indonesia (SPI) 2025.  

QRIS merupakan standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran di Indonesia. QRIS dirancang pada bulan Mei 2019 dan penerapan QRIS secara nasional efektif berlaku per 1 Januari 2020 guna memberikan masa transisi persiapan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), sehingga QRIS diatur dalam PADG No.21/18/2019 tentang Implementasi Standar Internasional QRIS untuk Pembayaran. Kewajiban untuk setiap Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) berbasis Quick Response Code (QR Code) menggunakan QRIS. Untuk saat ini terdapat 19 PJSP yang telah memperoleh persetujuan QRIS yaitu OVO, Gopay, Bank Mandiri, Bank DKI, LinkAja, Dana, Bank Sinarmas, Telkom, BCA, Maybank, Mega, Paytren, ShopeePay, BRI, Nobu Bank, CIMB Niaga, BNI, Permata dan Danamon.


Manfaat QRIS

Setiap inovasi yang dikeluarkan pastinya membawa tujuan dan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh semua pihak baik penjual ataupun pembeli. QRIS bertujuan untuk mendukung interkoneksi instrument sistem pembayaran yang lebih luas serta mengakomodasi kebutuhan transaksi keuangan secara nasional. Sehingga, manfaat yang dapat dirasakan yaitu :

Pertama, mengikuti tren pembayaran secara non-tunai digital dan program pemerintah. Sehingga berpotensi memperluas penjualan. Semakin banyak pilihan pembayaran yang ditawarkan oleh pembeli, sehingga akan meningkatkan penjualan.
Kedua, penurunan biaya pengelolaan uang tunai. Risiko uang tunai hilang atau dicuri menurun, uang langsung dapat tersimpan di bank, sehinggga transaksi tercatat secara otomatis dan dapat dilihat histori transaksinya. Selain itu, penjual tidak perlu repot menyediakan uang kembalian.  
Ketiga, penurunan risiko kerugian karena menerima pembayaran dengan uang palsu. Pembayaran dengan QRIS berlangsung secara cashless, sehingga tidak perlu lagi mendapatkan pembayaran uang palsu.
Keempat, penjual mendapatkan building credit profile bagi bank. Sehingga, mendapatkan peluang besar untuk mendapatkan modal kerja yang lebih besar.

QRIS UNGGUL

Dengan mengusung semangat UNGGUL (Universal, Gampang, Untung dan Langsung).
Universal yaitu bersifat inklusif atau menyeluruh sehingga dapat digunakan seluruh lapisa masyarakat dan bisa digunakan transaksi di dalam dan luar negeri. 
Gampang yaitu dapat bertransaksi dengan aman dan mudah dalam satu genggaman ponsel.  
Untung yaitu penggunaan ini menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efesien melalui satu kode QR yang bisa digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. Langsung yaitu transaksi langsung terjadi, sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran.
 _____

Ide cemerlang muncul ketika penjual melihat banner yang terpanjang di bahu jalan mengenalkan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) secara singkat. Rasa penasaran penjual akan informasi itu dilacak secara mendalam melalui dunia internet, sehingga menemukan informasi secara lengkap yang menggugah hati penjual untuk melengkapi sistem pembayaran dengan menggunakan QRIS.

Tidak ada antrian panjang, stok permen yang menipis ataupun kesusahan untuk mencari kembalian. Permasalahan itu secara perlahan terhapus dengan adanya promosi yang dilakukan oleh penjual melalui akun Instagram dan WhatsApp mengenai pilihan terbaru pembayaran yang dimiliki oleh penjual.

Dengan adanya QRIS maka tujuan pembayaran digital jadi lebih mudah bagi masyarakat dan dapat diawasi oleh peraturan dari satu pintu atau terpusat. 

Ayo 

Komentar