Analisa Laporan Keuangan : PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk

 

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ENTITAS ANAK

31 Desember 2015 dan 2016


Laporan Keuangan PT. Surya Semesta Internusa Tbk. : PT. Surya Semesta Internusa, Tbk.

Dalam menganalisa data keuangan PT. Surya Semesta Internusa yang telah diperoleh, penulis menggunakan analisa-analisa keuangan sebagai berikut :

1)    Rasio Aktivitas

a)    Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Untuk melihat perputaran persediaan berapa kali setiap tahun oleh PT. Surya Semesta Internusa tahun 2015 dan 2016. Jika semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin cepat perputaran dana yang tertanam  untuk kembali menjadi kas.

Tahun 2015

Perputaran Persediaan        =                              1.178.888.629.593              

                                                     (475.737.693.459 +
475.737.693.459)/2 

                                    = 2,48 kali

Periode terikatnya             360    = 145 hari

                                       2,48

                                   

Tahun 2016


Perputaran Persediaan        =                           1.068.950.892.712                        

                                                    ( 475.737.693.459 + 391.697.516.147)/2

                                                = 2,46 kali

Periode terikatnya             =  360     =  146  hari

                                         2,46

Berdasarkan pada perhitungan dan analisa di atas, maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut : 

Tabel 1

Perbandingan Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover )

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Harga pokok penjualan

Persediaan awal periode

Persediaan akhir periode

Persediaan rata-rata

Perputaran persediaan

Periode terikat

1.178.888.629.593  

475.737.693.459

475.737.693.459

475.737.693.459

2,48

145

1.068.950.892.712  

475.737.693.459

391.697.516.147

433.717.604.803

2,46

146

 

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perputaran persedian periode 2015 dan 2016 mengalami penurunan sebesar 0,02 kali, dimana tahun 2015 perputarannya sebesar 2,48 dan tahun 2016 perputarannya sebenar 2,46 kali. Hal tersebut disebabkan karena harga pokok penjualan mengalami penurunan sebesar Rp 109.937.736.881 dari yang semuala pada tahun 2015 sebesar Rp 1.178.888.629.593 dan tahun 2016 sebesar Rp 1.068.950.892.712. Disamping itu persediaan rata-rata mengalami penurunan sebesar Rp 19.700.378.919 dari yang semula pada tahun 2015 Rp 475.737.693.459 dan tahun 2016 Rp 433.717.604.803. Dengan demikian akan berpengaruh terhadap periode terikatnya perusahaan menjadi lebih panjang, yang semula 145 hari pada tahun 2015 menjadi 146 hari pada tahun 2016, sehingga periode perputarannya lebih lambat. Dengan demikian apabila terlalu sedikit atau tepat persediaan yang siap untuk dijual, maka berpengaruh terhadap penggunaan modal yang semakin  efesien dan tepat.

b)    Perputaran Piutang Dagang (Receveible Turn Over)

       Rasio ini menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam setahun. Berikut ini adalah perhitungan analisa perputaran piutang dagang yang dipergunakan untuk menganalisa penggunaan modal kerja PT. Surya Internusa tahun 2015 dan 2016.

Tahun 2015


Perputaran piutang dagang =                      4.867.889.109.212               

                                                                   (421.218.477.812 + 421.218.477.812)/2

                                      =   11,56 kali

Periode terikatnya              =   360    = 31 hari

                                        11.56

Tahun 2016


Perputaran piutang dagang =                     3.796.963.231.798               

                                                                    (421.218.477.812 +284.045.400.306)/2

                                       =   10,77kali

Periode terikatnya              =    360    =  33 hari

                                          10.77

     Berdasarkan pada perhitungan dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

 

Tabel 4

Perbandingan Perputaran Piutang Dagang (Receveible Turn Over)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Penjualan kredit

Piutang awal

Piutang akhir

Rata-rata piutang

Perputaran piutang dagang

Periode pengumpulan piutang

4.867.889.109.212

421.218.477.812 421.218.477.812

421.218.477.812   11,56 kali

31 hari

3.796.963.231.798

421.218.477.812

284.045.400.306

352.631.939.059

10,77 kali

33 kali

 

 

 

 

 

 


Berdasarkan perhitungan dan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada periode 2015 dan 2016. Perputaran piutang dagang terjadi penurunan sebesar 0.79 kali, dimana pada tahun 2015 sebesar 11.56 kali dan 2016 sebesar 10.77 kali. Perputaran piutang dagang yang menurun ini dapat menghambat perusahaan investasi dalam piutang tinggi dan penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan penjualan kredit sebesar Rp 1.070.925.877.414 dari tahun 2015 Rp 4.867.889.109.212 ke tahun 2016 Rp 3.796.963.231.798 dan terlihat dari rata-rata piutang yang turun dari Rp 421.218.477.812 tahun 2015 dan Rp 352.631.939.059 tahun 2016 sebesar Rp 137.173.077.506. Dengan demikian menunjukkan bahwa pengembalian modal lebih lama karena tingginya pengumpulan piutang dari 31 tahun 2015 menjadi 33 tahun 2016.

c)    Perputaran Total Aktiva (Asset Turn Over )

Rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total asset dengan membandingkan penjualan bersih dengan total asset rata-rata. Berikut ini adalah perhitungan analisa perputaran total aktiva oleh PT. Surya Semesta Internusa pada tahun 2015 dan 2016.



Tahun 2015   

Perputaran total aktiva       =             4.867.889.109.212

                                                              (6.463.923.464.990 + 6.463.923.464.990)/2

                                                = 0.75 kali

Periode terikat                    = 360   = 480 hari

                                               0.75

Tahun 2016   

Perputaran total aktiva       =                      3.796.963.231.798

                                                  (6.463.923.464.990 + 7.195.448.327.618)/2

                                                = 0.55 kali

Periode terikat                    = 360    = 655 hari

                                               0.55

 

Berdasarkan pada perhitungan dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5

Perbandingan Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Penjualan netto

Aktiva rata-rata

Perputaran total aktiva

Periode terikat

4.867.889.109.212

6.463.923.464.990

0,75 kali

480 hari

3.796.963.231.798

6.829.685.896.304

0,55 kali

655 hari

 

 

 

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perputaran total aktiva terjadi penurunan sebesar 0,2 kali yaitu tahun 2014 sebesar 0,75 kali dan tahun 2015 sebesar 0,55 kali. Penurunan ini dikarenakan adanya penurunan penjualan netto dan kenaikkan aktiva rata-rata. Penurunan penjualan netto sebesar Rp 1.070.925.877.414 dan kenaikkan total aktiva sebesar Rp 365.762.431.314. Dengan demikian semakin turunnya perputaran total aktiva dari tahun 2015 ke tahun 2016  maka pengelolaan dana dalam aktiva memburuk dan jika perusahaan ingin meningkatkan tingkat perputaran total aktiva maka perusahaan harus meningkatkan penjualan.

d)   Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan perputaran modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Berikut ini adalah perhitungan analisa perputaran modal kerja PT. Surya Semesta Internusa tahun 2015 dan 2016.


     



Tahun 2015

Perputaran modal kerja       =                       4.867.889.109.212

                                           (2.899.771.134.371-1.856.796.353.308)

                                                = 4, 67 kali

 

Periode terikatnya             =  360     =  77 hari

                                                    4,67                                    

Tahun 2016

Perputaran modal kerja       =                      3.796.963.231.798

                                                                (3.380.678.959.089 – 1.896.353.464.038 )

                                                = 2,56 kali

Periode terikatnya             =  360     =  141 hari

                                                    2,56                                               

Berdasarkan pada perhitungan dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 6

Perbandingan Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Penjualan bersih

Aktiva lancar

Hutang lancar

Perputaran modal kerja

Periode terikat

4.867.889.109.212

2.899.771.134.371

1.856.796.353.308

4,67 kali

77 hari

3.796.963.231.798 3.380.678.959.089 1.896.353.464.038

2,56 kali

141 hari

 

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui perputaran modal kerja mengalami penurunan sebesar 2,11 kali, yaitu tahun 2015 sebesar 4,67 kali turun menjadi 2,56 kali pada tahun 2016. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan bersih sebesar Rp 1.070.925.877.414, namun tidak untuk jumlah aktiva lancar yang mengalami kenaikan sebesar Rp 480.907.824.718 dan kenaikkan hutang lancar sebesar Rp 39.557.110.730, sehingga berdampak pada periode terikat yang lebih cepat 64 hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan hal tersebut menunjukkan bahwa modal kerja baik dan efektif.

2) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lainnya. Di bawah ini adalah perhitungan rasio likuiditas pada PT. Surya Internusa tahun 2015 dan 2016.

a)     Rasio Lancar (Current Ratio)

     Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Berikut ini adalah perhitungan current ratio pada PT. Surya Semesta Internusa dari tahun 2015  dan 2016:

Tahun 2015

Current Ratio              =   2.899.771.134.371 = 1,56

                                                                 1.856.796.353.308

            Tahun 2016

Current Ratio              =  3.380.678.959.089  = 1,78

                               1.896.353.464.038

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

 

Tabel 7

Perbandingan Rasio Lancar (Current Ratio)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Aktiva lancar

Utang lancar

Rasio lancar

2.899.771.134.371

1.856.796.353.308

1,56

3.380.678.959.089

1.896.353.464.038

1,78

 




Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa current ratio mengalami kenaikan sebesar 0,22 yaitu tahun 2015 sebesar 1,56 dan tahun 2016 sebesar 1,78. Kenaikan tersebut disebabkan karena kenaikan aktiva lancar sebesar Rp 480.907.824.718 yang diikuti dengan naiknya jumlah hutang lancar sebesar Rp 39.557.110.730.

b)    Rasio Cepat (Acid Test Ratio / Quick Ratio)

  Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid. Berikut ini adalah perhitungan Quick Ratio pada PT. Surya Semesta Internusa :

Tahun 2015

Quick Ratio             = 2.899.771.134.371 -  475.737.693.459

                                                     1.856.796.353.308

= 1,31

Tahun 2016

Quick Ratio             = 3.380.678.959.089 – 391.697.516.147

                                                  1.896.353.464.038

                                    = 1,58

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 8

Perbandingan Rasio Cepat (Acid Test Ratio / Quick Ratio)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Aktiva lancar

Persediaan

Kewajiban lancar

Quick ratio

2.899.771.134.371

475.737.693.459

1.856.796.353.308

1,31

3.380.678.959.08939

1.697.516.147

1.896.353.464.038

1,58

 

 

 

 

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa quick ratio mengalami kenaikan sebesar 0, 27 yaitu pada tahun 2015 sebesar 1,31 naik menjadi 1,58 pada tahun 2016. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan jumlah aktiva lancar setelah dikurangi jumlah persediaan yaitu sebesar Rp 564.948.002.030, dimana pada tahun 2015 Rp  2.424.033.440.912 dan tahun 2016 sebesar Rp 2.988.981.442.942. Hal ini diimbangi juga dengan kenaikan kewajiban lancar sebesar Rp 39.557.110.730. Dengan demikian kenaikkan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik untuk menutup kewajiban lancar dengan aktiva yang dimiliki dengan menjual persedian yang ada.

c)     Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Net Working Capital = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

 

Konsep ini menunjukkan pengukuran perusahaan terhadap aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek, untuk terlindung dari masalah likuiditas. Berikut ini adalah pertimbangan Net Working Capital :

Tahun 2015

Net working capital     = 2.899.771.134.371– 1.856.796.353.308

                                    =1.042.974.781.063 

Tahun 2016

Net working capital     = 3.380.678.959.089 – 1.896.353.464.038

                                                            = 1.484.325.495.051

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 9

Perbandingan Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

 

Keterangan

2015

2016

Aktiva lancar

Hutang lancar

Modal kerja bersih

2.899.771.134.371

1.856.796.353.308

1.042.974.781.063

3.380.678.959.089

1.896.353.464.038

1.484.325.495.051

              Berdasarkan perhitungan dan tabel diatas dapat diketahui bahwa Net working capital mengalami kenaikan dari Rp 1.042.974.781.063 pada tahun 2015 menjadi Rp 1.484.325.495.051 pada tahun 2016, sehingga kenaikannya sebesar Rp 441.350.713.988. Kenaikan ini disebabkan karena adanya kenaikan aktiva lancar sebesar Rp 480.907.824.718 dan naiknya jumlah hutang lancar sebesar Rp 39.557.110.730. Dengan demikian menunjukkan bahwa tingkat likuiditasnya naik karena net working capital semakin naik, dimana perusahaan mampu melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan segera.

3)    Rasio Rentabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat perolehan keuntungan (laba) dibandingkan penjualan atau aktiva. Di bawah ini adalah perhitungan rasio rentabilitas yang digunakan dalam menganalisa rasio rentabilitas pada PT. Surya Internusa untuk tahun 2015 dan 2016 :

a)  Rentabilitas Ekonomi ((Return On Asset/ROA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar tingkat ROA, maka semakin tinggi pula keuntungan yang didapatkan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi asset.

Tahun 2015

Return On Asset/ ROA     =      392.243.732.813       

                                                                                    X 100%

   6.463.923.464.990

                                                =  6,07%

Tahun 2016

Return On Asset/ROA      =      93.242.525.917

                                                                              X 100 %

                                          7.195.448.327.618

                                                =  1,30%

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 10

Perbandingan Return On Asset (ROA)

PT. Surya  Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh) 

Keterangan

2015

2016

Laba sebelum pajak

Total aktiva

Return On Asset (%)

392.243.732.813                                            

6.463.923.464.990

6,07%

93.242.525.917

7.195.448.327.618

1,30%

 

 

 


Dari perhitungan dan tabel diatas dijelaskan bahwa analisa Return On Asset/ ROA untuk PT. Surya Internusa mengalami penurunan sebesar 4,77%. Penurunan tersebut disebabkan oleh laba sebelum pajak yang turun sebesar Rp 299.001.206.896. Dengan demikian perusahaan mengalami penurunan pendapatan dari tahun 2015 ke 2016.

Dalam menetapkan faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi atau Return On Asset (ROA) pada PT. Surya        Internusa, Tbk. tahun 2015 dan 2016 dapat diketahui dengan memakai pedoman sebagai berikut :

(1) Profit margin



Tahun 2015

Profit margin               =   647.473.464.116

                                                                        X 100 %

                                     4.867.889.109.212

                                =  13,30%

Tahun 2016

Profit margin               =      440.978.326.212

                                                                           X 100 %

                                       3.796.963.231.798

                                =  11,61 %

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 11

Perbandingan Profit Margin

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Laba bersih usaha

Penjualan bersih

Profit margin (%)

647.473.464.116

4.867.889.109.212

13,30%

440.978.326.212

3.796.963.231.798

11,61 %

 

Dari perhitungan dan table diatas menjelaskan bahwa profit margin mengalami perununan sebesar 1,69%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan laba bersih sebesar Rp  206.495.137.904  yang diimbangi dengan penjualan yang turun sebesar Rp 1.070.925.877.414. Sehingga profit margin mengalami penurunan karena penurunan penjualan bersih dan diimbangi dengan penurunan laba bersih usaha.

(2) Turnover Of Operating Assets (tingkat perputaran aktiva)


 

 

 


Tahun 2015

Turnover Of Operating Assets            =  4.867.889.109.212

                                                             6.463.923.464.990

                                                        =  0,75 kali

Tahun 2016

Turnover Of Operating Assets            =   379.6963.231.798

                                                          7.195.448.327.618                                                                                         

                                                       =  0,53 kali

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 12

Perbandingan Tingkat Perputaran Aktiva

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

 

Keterangan

2015

2016

Penjualan bersih

Total aktiva

Tingkat perputaran aktiva

4.867.889.109.212

6.463.923.464.990 0,75 kali

379.6963.231.798

7.195.448.327.618

0,53 kali

 

Dari perhitungan dan tabel di atas menjelaskan bahwa turn over of of operating assets mengalami penurunan sebesar 0,22 kali. Penurunan ini disebabkan karena penjualan bersih mengalami penurunan sebesar Rp 1.070.925.877.414. Sedangkan untuk total aktiva mengalami peningkatan sebesar Rp  731.524.862.628.  Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva mengalami penurunan karena kenaikan total aktiva yang tidak diimbangi dengan penjualan bersih.

b) Rentabilitas modal sendiri (Return On Equity / ROE)

Rasio ini menunjukkan  adanya perbandingan antara laba bersih (laba setelah pajak ) dengan modal sendiri. Berikut ini adalah analisa perhitungan Rentabilitas modal sendiri (Return On Equity) :

 

Tahun 2015   

    ROE                    =       383.182.228.263                                   

                                                                           X 100%

                                    3.337.999.551.548

=      11,48 %

Tahun 2016

   ROE                     =          100.854.847.637         X 100 %

 3.352.827.079.343

=     3,01 %

Berdasarkan data dan analisa di atas maka dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 13

Perbandingan Rentabilitas Modal Sendiri

PT. Surya Semesta Internusa dan Entitas Anak

Periode 2015 dan 2016

(dalam rupiah penuh)

Keterangan

2015

2016

Laba bersih setelah pajak

Modal sendiri

ROE

383.182.228.263

3.337.999.551.548

11,48 %

100.854.847.637

 3.352.827.079.343

  3,01 %

 

 



Berdasarkan pada perhitungan dan tabel di atas tabel dapat diketahui bahwa rentabilitas modal sendiri mengalami penurunan sebesar 8,47% . Hal ini dikarenakan adanya penurunan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 282.327.380.626. Sedangkan modal sendiri mengalami kenaikan sebesar Rp 14.827.527.795. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan mengalami penurunan yang terlihat dari laba bersih setelah pajak yang turun sedangkan modal sendiri naik.

 

Kesimpulan Analisa Keuangan PT. Surya Semseta Internusa dan Entias Anak

Berdasarkan analisa Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), dan Rasio Rentabilitas bahwa PT. Surya Internusa mengalami penurunan penjualan pada tahun 2016, dimana jumlah penjualan tahun 2016 lebih sedikit dari penjualan tahun 2015. Hal tersebut akan memberi dampak penurunan pada keuntungan (laba) yang didapat perusahaan, Namun, PT. Surya Internusa dan Entitas Anak tetap mampu membayar kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia di perusahaan, hal ini dapat terlihat pada pehitungan rasio likuiditas.



Komentar